Kamis, 25 April 2013

Keji beling (Stachytarpheta mutabilis)







Nama Lokal :
Keji beling (Indonesia), ngokilo (Jawa)
 
keji beling (Stachytarpheta mutabilis) adalah nama Indonesia atau kalau Jawa dinamakan ngokilo, sementara di tanah pasundan dikenal dengan sebutan “ remek daging” , “ reundeu beureum” , dan orang ternate menyebutnya dengan nama “ lire” .
Keji beling merupakan tumbuhan yang berbatang basah, sepintas menyerupai rumput berbatang tegak. . Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 – 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai) berkisar antara 5 – 8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2 – 5 cm. Tumbuhan ini mudah berkembang biak pada tanah subur, agak terlindung dan di tempat terbuka. 

1. Syarat Tumbuh 

a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m – 1.000 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.500 mm – 4.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 8 bulan – 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan – 4 bulan · Suhu udara : 200 C – 250 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang 
b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang – baik · Kedalaman air tanah : 25 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (PH) : 5,5 – 7 · Kesuburan : sedang

2. Pedoman Bertanam

a. Pengolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm 
b. Persiapan bibit · Perbanyakan tanaman keji beling dilakukan dengan stek.
c. Penanaman · Stek ditanam pada lubang tanah yang telah disiapkan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak-semak.

Khasiat dari keji beling secara tunggal untuk Tumor, Diabetes Mellitus, Lever (sakit Kuning), Ambeien (wasir), Kolesterol tinggi, maag. ( http: // herbalindonesiaterpercaya.wordpress.com/herbal-tunggal/keji-belin/ )
Keji beling adalah suatu jenis tumbuhan yang berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter antara 0,2 - 0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua berubah menjadi coklat.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tumor, Diabetes melitus, Lever (Sakit kuning), Ambeien (Wasir); Kolesterol, Maag, Kena bisa ulat dan Semut hitam;

Pemanfaatan :
1. Tumor
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: Ikan Asin, cabai, tauge, sawi putih, kangkung, nanas, durian, lengkeng, nangka, es, alkohol dan tape, limun dan vetsin.

2. Diabetes Mellitus
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: makanan yang manis-manis.

3. Lever (sakit Kuning)
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: makanan yang mengandung lemak.

4. Ambeien (wasir)
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: Daging kambing dan makanan/masakan yang pedas.

5. Kolesterol tinggi
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: makanan yang berlemak.

6. Maag
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 3 lembar.
Cara Pemakaian: dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur.
Pantangan: makanan pedas atau asam.

7. Kena Bisa Ulat dan Semut Hitam
Bahan: Daun Keji beling mentah dan segar 1 lembar.
Cara Pemakaian: digosokkan pada bagian tubuh yang gatal hingga daun tersebut mengeluarkan air dan hancur. Dilakukan 2 kali setelah berselang 2 jam.

Komposisi :
Daun keji beling mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium, kalsium dan beberapa unsur lainnya.

Kunyit (Curcuma domestica)



 Kunyit  termasuk salah satu tanaman rempah dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.

Nama Lokal :
Saffron, turmeric (Inggris), Kurkuma (Belanda), Kunyit (Indonesia), Kunir (Jawa), Koneng (Sunda), Konyet (Madura).
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu, Disentri, Sakit keputihan; Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid, Memperlancar ASI; Amandel, Berak lendir, Morbili, Cangkrang;

Contoh Pemakaian :
Diabetes mellitus
3 rimpang kunyit, 1/2 sendok the garam, kedua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring, diminum 2 kali seminggu 1/2 gelas.

Tipus
2 rimpang kunyit,1 bonggol sereh, 1 lembar daun sambiloto. Semua bahan tersebut ditumbuk halus dan dipipis, kemudian ditambah 1 gelas air masak yang masih hangat, dan di saring, diminum, dan dilakukan selama 1 minggu berturut-turut.

Usus buntu
1 rimpang kunyit, 1 butir buah jeruk nipis, 1 potong gula kelapa/aren, garam secukupnya. Kunyit diparut dan jeruk nipis diperas, kemudian dicampur dengan bahan yang lain dan disedu dengan 1 gelas air panas, kemudian disaring, diminum setiap pagi setelah makan, secara teratur.

Disentri
1-2 rimpang kunyit, gambir dan kapur sirih secukupnya. Semua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring. Diminum dan diulangi sampai sembuh.

Sakit Keputihan
2 rimpang kunyit,  1 genggam daun beluntas, 1 gagang buahasam, 1 potong gula kelapa/aren. Semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian di saring. Diminum 1 gelas sehari.

Haid tidak lancar
2 rimpang kunyit, 1/2 sendok Teh ketumbar, 1/2 sendok Teh biji pala, 1/2 genggam daun sri gading. Semua bahan tersebut ditumbuk halus kemudian direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring, diminum 1 gelas sehari.

Perut mulas pada saat haid
1 rimpang kunyit, sebesar 4 cm, 1 rimpang jahe sebesar 4 cm, 1/2 rimpang kencur sebesar 4 cm. Semua bahan tersebut dicuci bersih dan diparut untuk diambil airnya, kemudian di tambah dengan perasan jeruk nipis, diseduh dengan 1/2 gelas air panas dan disaring, ditambah garam dan gula secukupnya. Diminum pada hari pertama haid.

Memperlancar ASI
1 rimpang kunyit,  ditumbuk sampai halus. Dioleskan sebagai kompres diseputar buah dada 1 kali setiap 2 hari.

Cangkrang
2 rimpang kunyit, 1 genggam daun eceng, Semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus, dioleskan pada bagian yang kena cangkrang.

Amandel
1 rimpang kunyit, 1 butir jeruk nipis, 2 sendok madu. Kunyit diparut, jeruk diperas untuk diambil airnya, kemudian dicampur dengan madu dan 1/2 gelas air hangat, diaduk sampai merata dan disaring, diminum secara rutin 2 hari sekali.

Berak lender
1 rimpang kunyit, 1 potong gambir, 1/4 sendok makan kapur sirih. Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring. Diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

Morbili (cacar)
1 rimpang kunyit dan 1 rimpang dringo bengle, kedua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai  halus,  dioleskan pada seluruh badan sebagai bedak.

KANDUNGAN KIMIA :
Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat manfaat lainnya.

Kandungan Zat :
Kurkumin : R1 = R2 = OCH3 10 %
Demetoksikurkumin : R1 = OCH3, R2 = H 1 - 5 %
Bisdemetoksikurkumin: R1 = R2 = H sisanya Minyak asiri / Volatil oil (Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil )
Lemak 1 -3 %,
Karbohidrat 3 %
Protein 30%, Pati 8%
Vitamin C 45-55%
Garam-garam Mineral (Zat besi, fosfor, dan kalsium)

sumber : 
iptek.net.id

Mahkota Dewa Tanaman Obat Bermanfaat Bagi Kesehatan




Mahkota Dewa
Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Sinonim Phaleria papuana

Nama umum
Indonesia:
Mahkota dewa, simalakama

Klasifikasi Mahkota Dewa
Kingdom
            : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom      : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi      : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                 : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas          : Rosidae
Ordo                 : Myrtales
Famili                : Thymelaeaceae
Genus                : Phaleria
Spesies              : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.

Deskripsi

Tumbuhan ini berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 2,5 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 7 - 10 cm, lebar 2 - 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi rata,  tulang daun menyirip (pinnate), permukaan licin, tidak mudah gugur. Bunga tunggal, muncul di sepanjang batang dan ketiak daun, bertangkai pendek, mahkota berbentuk tabung (tubulosus) - berwarna putih Buah bulat, panjang 3 - 5 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi merah, bentuk dengan biji bulat, keras - berwarna cokelat, daging buah berwarna putih - berserat dan berair, Perkembangbiakan dengan cara Generatif (biji).

Tanaman Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang batang, daun, dan buahnya sangat ampuh untuk menaklukkan berbagai penyakit karena mengandung antioksidan yang tinggi, namun bijinya sangat beracun.

Tanaman ini merupakan tanaman obat yang sedang popular karena daun dan buahnya dianggap mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat dan pengobatannya, reumatik, sakit ginjal, alergi, berbagai macam penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, insomnia, paru-paru, sirosis hati, meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza.

Dalam daun dan kulit buah mahkotadewa terkandung senyawa saponin dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin. Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim. Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.

Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya, bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau tidak menghendaki rasa pahitnya, kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.

Hasil penelitian dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi, Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya, pada pengujian terhadap efek antihistamin atau antialergi. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.

Manfaat Tanaman Mahkota Dewa
Buah mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya.

Dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi langsung dalam keadaan segar. Jika dikonsumsi segar dapat dibuat ekstrak sari buah segar/jus daging buah  yang sudah merah, pisahkan ampasnya tambahkan air panas dan sedikit gula pasir. Rasanya manis, segar, tidak menimbulkan mabuk dan bermanfaat bagi kesehatan. Dapat menghilangkan rasa sakit saat datang bulan pada wanita, obat sakit perut, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh juga dapat mempercepat menyembuhkan berbagai penyakit menular .

Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Bagian ini dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.

Untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.

Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya. saat diminum dapat menimbulkan rasa kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan penyakit.

Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya, Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.

Wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.

Testimoni Mereka Yang Telah Sembuh !

Dalam buku "Mahkota Dewa, Obat Pusaka Para Dewa" karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.

Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah. Hasil pemeriksaan oleh beberapa orang dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.

Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker payudara kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini.

Sumber :
      http://blog.mahkotadewa.net/,      dan lain-lain.


Laman