Mahkota Dewa
Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Sinonim Phaleria papuana
Nama umum
Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Sinonim Phaleria papuana
Nama umum
Indonesia:
|
Mahkota
dewa, simalakama
|
Klasifikasi Mahkota
Dewa
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Thymelaeaceae
Genus
: Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
Deskripsi
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.
Deskripsi
Tumbuhan ini berbentuk pohon, berumur panjang (perenial), tinggi 1 - 2,5 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, tegak, warna cokelat, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring ke atas. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berhadapan (folia oposita), warna hijau tua, bentuk jorong hingga lanset, panjang 7 - 10 cm, lebar 2 - 2,5 cm, helaian daun tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip (pinnate), permukaan licin, tidak mudah gugur. Bunga tunggal, muncul di sepanjang batang dan ketiak daun, bertangkai pendek, mahkota berbentuk tabung (tubulosus) - berwarna putih Buah bulat, panjang 3 - 5 cm, buah muda berwarna hijau - setelah tua menjadi merah, bentuk dengan biji bulat, keras - berwarna cokelat, daging buah berwarna putih - berserat dan berair, Perkembangbiakan dengan cara Generatif (biji).
Tanaman Mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang
batang, daun, dan buahnya sangat ampuh untuk menaklukkan berbagai penyakit
karena mengandung antioksidan yang tinggi, namun bijinya sangat beracun.
Tanaman ini merupakan tanaman obat yang sedang popular karena
daun dan buahnya dianggap mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Misalnya
penyakit tekanan darah tinggi, diabetes, lever, kanker, sakit jantung, kencing
manis, asam urat dan pengobatannya, reumatik, sakit ginjal, alergi, berbagai
macam penyakit kulit, mengatasi ketergantungan obat, insomnia, paru-paru,
sirosis hati, meningkatkan stamina dan ketahanan terhadap influenza.
Dalam daun dan kulit buah mahkotadewa terkandung senyawa saponin
dan flavonoid, yang masing-masing memiliki efek antialergi dan antihistamin.
Selama ini daun dan buah mahkota dewa dimanfaatkan masyarakat Indonesia,
khususnya di Jawa, sebagai obat penyakit kulit, gatal-gatal, dan eksim.
Penyakit tersebut ditandai dengan gejala gatal-gatal, pertanda adanya alergi
terhadap agen tertentu yang mendorong sel-sel tubuh mengeluarkan histamin.
Untuk mengolahnya jadi obat pun sangat gampang. Cuma dengan
menyeduh teh racik terbuat dari kulit dan daging buah, cangkang buah, atau daunnya,
bahan obat alami ini pun siap dipakai. Kalau tidak menghendaki rasa pahitnya,
kita bisa sedikit bersusah payah mengolahnya menjadi ramuan instan. Rasanya
ditanggung lebih sedap tanpa mengurangi khasiat.
Hasil penelitian dr. Regina Sumastuti dari Jurusan Farmakologi,
Universitas Gadjah Mada yang telah menelitinya, pada pengujian terhadap efek
antihistamin atau antialergi. Dari penelitian secara in vitro menggunakan usus
halus marmot, diketahui, memang benar daun dan buah mahkota dewa mempunyai efek
antihistamin. Artinya, tanaman tersebut secara ilmiah bisa
dipertanggungjawabkan penggunaannya sebagai obat gatal-gatal akibat gigitan
serangga atau ulat bulu, eksim, dan penyakit lain akibat alergi.
Manfaat Tanaman Mahkota Dewa
Buah mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak digunakan
sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni
kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan
umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya.
Dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa
terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika
dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan
keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi langsung dalam keadaan segar. Jika dikonsumsi
segar dapat dibuat ekstrak sari buah segar/jus daging buah yang sudah
merah, pisahkan ampasnya tambahkan air panas dan sedikit gula pasir. Rasanya
manis, segar, tidak menimbulkan mabuk dan bermanfaat bagi kesehatan. Dapat
menghilangkan rasa sakit saat datang bulan pada wanita, obat sakit perut, meningkatkan
stamina dan daya tahan tubuh juga dapat mempercepat menyembuhkan berbagai
penyakit menular .
Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari
kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi
langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun,
setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah.
Bagian ini dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim,
sakit paru-paru, dan sirosis hati.
Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi.
Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah
mati rasa,. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk
penyakit kulit.
Untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat,
perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau
ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh
racik dan ramuan instan.
Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun.
Batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan
daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara
memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya. saat diminum dapat
menimbulkan rasa kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk
menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi
selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk,
sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Dalam proses menyembuhkan penyakit
dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi
seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala
mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. Ini merupakan proses pembersihan
penyakit.
Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan
campuran. Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat
khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya,
Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, tidak bisa cepat membuahkan
hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat
yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran
penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih,
pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.
Wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. Mahkota
dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja
otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan
kehamilan yang masih muda.
Testimoni Mereka Yang Telah Sembuh !
Dalam buku "Mahkota Dewa, Obat Pusaka Para Dewa" karya
Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan
dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis
berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.
Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang
setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran
kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua,
jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat
rendah. Hasil pemeriksaan oleh beberapa orang dokter yang dikunjunginya
memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati,
sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak
kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti
akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan,
Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.
Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari
penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi
untuk membersihkan kanker payudara kirinya. Anna Winata di Bogor dan Retno di
Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota
dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya
berkat tumbuhan obat ini.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar