Tahap
pendederan merupakan fase adaptasi ikan hasil peminjahan dengan lingkungan
sebelum dipindahkan ke kolam pemeliharaan berikutnya (kolam pembesaran). Pendederan
dibedakan menjadi 3 tahap pendedaran.
Pendederan I dimaksudkan untuk
membesarkan bibit lele berukuran 1-3 cm
menjadi bibit berukuran 3-5 cm. Dengan perawatan intensif, terutama dalam hal
pemberian pakan, pengaturan air, serta pengendalian hama dan penyakit, masa Pendederan
I hanya membutuhkan waktu 2-3 minggu.
Pendederan II merupakan kelanjutan dari Pendederan I, yang mana
bibit berukuran 3-5 cm dipelihara hingga mencapai ukuran 5-8 cm. Seperti halnya
pada Pendederan I, faktor terpenting pendukung keberhasilan pendederan ini
adalah pengaturan air, pemberian pakan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pendederan
II berlangsung selama 3-4 minggu dan dilakukan seleksi panen 3 (tiga) kali,
yaitu pada minggu ke-3, minggu ke-3,5 dan minggu ke-4.
Pendederan III pada prinsipnya adalah membesarkan bibit berukuran
5-8 cm menjadi bibit berukuran 8-12 cm. Bibit dengan ukuran 8-12 cm merupakan
bibit yang paling optimal untuk pembesaran. Pendederan III
dilakukan selama 3 minggu.
Pendederan
I dimaksudkan untuk membesarkan bibit
lele berukuran 1-3 cm menjadi bibit berukuran 3-5 cm.
Dengan perawatan intensif, terutama dalam hal pemberian pakan, pengaturan air,
serta pengendalian hama dan penyakit, masa Pendederan I hanya
membutuhkan waktu 2-3 minggu.
1. Pelepasan Bibit
Bibit
yang dipelihara dalam Pendederan
I berukuran sangat kecil, rentan stres, dan cidera, sehingga
pelepasannya harus dilakukan secara hati-hati. Yang penting untuk diperhatikan
adalah kepadatan bibit, yaitu antara 500-750 ekor/m2. Itu berarti
kolam berukuran 2 x 3 m (6m2) dapat diisi 3000-4500 bibit lele.
Untuk
menghindari stres dan cidera, pelepasan bibit lele dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1.
Bibit lele diambil dari kolam pemeliharaan larva dengan menggunakan
waring bertangkai dengan jaring yang rapat dan lembut.
2. Bibit ditempatkan pada
ember atau baskom yang telah diisi air dari kolam pemeliharaan larva.
3. Setelah ember atau baskom cukup
penuh, segeralah menuju kolam pendederan untuk melepaskannya. Benamkan ember
atau baskom ke kolam sehingga air kolam masuk sedikit demi sedikit, bercampur
dengan air dalam ember. Dengan cara itu maka bibit akan dapat berenang keluar
ember atau baskom. Angkat emmber atau baskom dengan posisi miring ke bawah
sehingga semua air beserta bibitnya masuk dalam kolam.
4. Teruskan langkah tersebut
hingga kolam pendederan terisi bibit dengan kepadatan yang sesuai.
Hal
lain yang juga perlu diperhatikan adalah waktu pemindahan dan pelepasan bibit.
Untuk menghindari stres yang berlebihan, bibit sebaiknya dipindahkan pada saat
suhu air belum terlalu tinggi atau terlalu rendah, yaitu pada pagi atau sore
hari. Pada pagi hari, sebaiknya pemindahan dilakukan pada pukul 08.00-10.00.
sedangkan pada sore hari, pemindahan sebaiknya dilakukan pada pukul
15.00-18.00.
2. Pengaturan Air
Kualitas
air yang digunakan untuk memelihara ikan pada masa Pendederan I sangat
berpengaruh terhadap perkembangan dan kesehatan ikan. Air kolam harus dijaga
sedemikian rupa sehingga tetap bersih. Penggunaan air mengalir dengan sistem
pipa paralon adalah yang paling baik dan efektif karena air kolam yang keluar
langsung diganti dengan air yang bersih. Apabila kolam belum dilengkapi pipa
untuk keluar masuk air, air harus diganti secara manual 2-3 hari sekali, atau
sesuai kebutuhan.
Untungnya,
pada kolam Pendederan
I kualitas air masih akan cukup baik dalam waktu yang sukup lama karena ukuran
ikan peliharaan masih sangat kecil dengan jumlah kotoran yang juga masih
sedikit. Selain itu, pakan yang diberikan pun pakan alami yang tidak
menyebabkan penurunan kualitas air.
3. Pemberian Pakan
Bibit
berukuran 1-3 cm tentu saja belum dapat makan pelet butiran. Pakan yang
diberikan kepada bibit lele ini harus mengandung cukup banyak protein untuk
mendukung pertumbuhannya. Selama minggu pertama, bibit hanya diberi pakan alami
berupa kutu air (Daphnia
sp.) dan cacing sutra (Tubifex
sp.). Baru pada minggu kedua bibit lele mulai diberi pellet 581. Pellet
ini berbentuk seperti tepung.
Prinsip
pemberian pakan untul bibit lele adalah sebagai berikut:
1.
Pakan
alami diberikan dalam keadaan hidup agar apabila belum termakan maka akan dapat
dimakan pada waktu berikutnya.
2. Pakan alami diberikan
sedikit demi sedikit hingga bibit lele kenyang. Caranya, dengan
memasukkan kutu air atau cacing sutra sesendok demi sesendok hingga tidak ada
lagi bibit lele yang mau memakannya.
3. Pakan diberikan 3-4 kali
sehari, yaitu pagi, siang (bila mungkin), sore, dan malam hari.
4. Seiring dengan diberikannya
makanan berupa pelet, jumlah pakan alami mulai dikurangi. Misalnya, untuk
minggu ke-2 kombinasi 75% pakan alami dan 25% pelet, untuk minggu ke-3
kombinasi 5-% pakan alami dan 50% pelet.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Selain
menjaga kualitas air dan memberi pakan, pembudi daya lele juga harus mencegah
masuknya hama dan panyakit. Hama yang sering memakan bibit lele antara lain
ular, burung pemakan ikan, kadal, dan katak. Bilamana hama tersebut berhasil
masuk ke dalam kolam maka dapat dipastikan akan ada banyak bibit yang hilang.
Untuk
mencegah ular, burung, kadal dan katak masuk ke dalam kolam, tutuplah kolam
dengan anyaman bambu. Bila hama telah terlanjur masuk, segera keluarkan atau
basmi secepatnya.
Pencegahan
munculnya penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan air kolam. Pengaturan
air yang baik dapat mencegah munculnya penyakit. Penambahan sedikit kapur
pertanian juga membantu. Apabila bibit lele sangkurinang menunjukan tanda-tanda
terserang penyakit terutama jamur, teteskan Malachite Green Oxalite 1-5 ml atau
Methylene Blue 10 ml per 1 meter kubik air.
5. Seleksi Bibit
Bibit
yang telah dipelihara selama 2,5 minggu akan diseleksi untuk yang pertama kali
dengan menggunakan ayakan bibit ukuran 3-5 cm. Bibit-bibit yang telah mencapai
ukuran 3-5 cm dapat dipanen untuk dibesarkan pada Pendederan II, atau
bahkan dapat langsung dijual. Bibit lele yang didapat dari seleksi pertama
disebut Bibir Saringan I. Bibit ini merupakan bibit berkualitas tinggi karena
memiliki keceptatan pertumbuhan yang baik.
Seleksi
yang kedua dilakukan pada saat bibit telah dipelihara selama 3 minggu. Bibit
yang diperoleh disebut Bibit Saringan II. Kualitas bibit ini sedikit dibawah
bibit saringan pertama. Bibit yang tidak lolos seleksi pertama dan kedua merupakan
bibit sisa. Bibit ini dapat terus dibesarkan hingga mencapai 3-5 cm. kualitas
bibit sisa ini tidak begitu baik.
Cara Budidaya Lele | Pendederan
II
Pendederan II merupakan kelanjutan dari Pendederan I, yang mana
bibit berukuran 3-5 cm dipelihara hingga mencapai ukuran 5-8 cm. Seperti halnya
pada Pendederan I, faktor terpenting pendukung keberhasilan pendederan ini
adalah pengaturan air, pemberian pakan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pendederan
II berlangsung selama 3-4 minggu dan dilakukan seleksi panen 3 (tiga) kali,
yaitu pada minggu ke-3, minggu ke-3,5 dan minggu ke-4.
1. Pelepasan Benih
Ukuran
bibit yang dipeliharan pada Pendederan
II dua kali lebih besar dari bibit pada Pendederan I. Oleh karena
itu, kepadatan bibit harus dikurangi sampai setengah dari kepadatan Pendederan
I, yaitu antara 250-500 ekor/m2. Untuk kolam berukuran 2 x 3 m (6m2)
dapat diisi 1500-3000 bibit. Metode pemindahan dan pelepasan bibit pada kolam
Pendederan II tidak berbeda dengan yang dilakukan pada Pendederan I.
2. Pengaturan Air
Pengaturan
air pada Pendederan II
masih harus diperhatikan meskipun tidak seintensif pada Pendederan I. Penggantian
air dilakukan 2-3 hari sekali. Air kolam yang lama tidak diganti akan tercemar
sisa makanan dan kotoran ikan. Sisa makanan itu akan membusuk dan mengeluarkan
asam organik yang akan mengganggu pertumbuhan bibit dan merangsang munculnya
penyakit.
3. Pemberian Pakan
Pada
minggu ke-1 masa Pendederan II, pakan yang diberikan berupa pakan alami dan
pelet tepung (581). Jumlah pakan yang diberikan per hari adalah 10-15% dari
bobot total bibit yang dipelihara, terdiri dari 25% pakan alami dan 75% pelet
yang dilembutkan. Pada minggu ke-2, pakan yang diberikan adalah pelet tepung
seluruhnya. Pada minggu ke-3 dan ke-4 dapat dimulai menggunakan pelet butiran
dengan diameter ±1 mm (pelet 999). Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari,
yaitu pada pagi, siang, dan sore hari.
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dengan
semakin besarnya ukuran bibit lele maka semakin berkurangnya jumlah hama yang
berbahaya baginya. Hama yang masih perlu diwaspadai adalah ular dan burung
pemakan ikan. Cara pencegahannya sama seperti pada Pendederan I, yaitu dengan
menutup kolam menggunakan anyaman bambu atau yang lain. Sedangkan untuk
mengendalikan penyakit, penggantian air secara rutin merupakan cara terbaik,
selain menggunakan Malachite Green Qxalite (1-5 ml/m3) atau
Methylene Blue (10 ml/m3).
5. Seleksi Bibit
Bibit
lele mulai diseleksi pada minggu ke-3 dengan menggunakan saringan bibit 5-8 cm.
Bibit lele yang berukuran 5-8 cm dapat diambil untuk dibesarkan pada Pendederan
III atau langsung dijual. Bibit yang didapat dalam seleksi pertama disebut Bibit
Saringan I, merupakan bibit berkualitas terbaik. Seleksi bibit dilakukan lagi
3-4 hari kemudian, diperoleh Bibit Saringan II. Seleksi terakhir dilakukan pada
minggu ke-4, diperoleh Bibit Saringan III. Baik bibit saringan II maupun III
juga merupakan bibit berkualitas baik dan memenuhi standar.
Bibit
lele yang tidak lolos seleksi dapat terus dipelihara hingga berukuran 5-8 cm.
Bibit ini tidak memenuhi standar sebagai bibit lele. Biasanya bibit itu disebut
sebagai bibit lele dumbo biasa, bukan bibit lele.
Pendederan III Budidaya Lele
Pendederan III merupakan kelanjutan dari Pendederan II.
Tidak banyak pembibitan lele yang melaksanakan Pendederan III, karena begitu
melewati Pendederan II sudah banyak konsumen yang berminat untuk membeli
bibit lele tersebut. Bahkan akhir-akhir ini konsumen tidak cukup sabar untuk
menanti bibit hingga berukuran 5-8 cm. Bibit berukuran 3-5 cm pun sudah
banyak yang memintanya.
Pendederan III pada prinsipnya adalah membesarkan bibit
berukuran 5-8 cm menjadi bibit berukuran 8-12 cm. Bibit dengan ukuran 8-12 cm
merupakan bibit yang paling optimal untuk pembesaran. Pendederan III dilakukan
selama 3 minggu.
1.
Pelepasan Bibit
Kepadatan
bibit pada Pendederan III
lebih rendah dibanding Pendederan II, karena ukuran bibit yang digunakan lebih
besar. Jumlah bibit yang dilepas pada kolam Pendederan III adalah antara
100-200 ekor/m2. Metode pemindahan dan pelepasan bibit sama dengan
pada Pendederan I dan II.
2.
Pengaturan Air
Pengaturan
air pada Pendederan III tidak seintensif Pendederan I dan II, namun
tetap harus mendapat perhatian. Penggantian air dilakukan apabila air kolam
sudah kotor. Jadi tidak harus dilakukan secara rutin. Lebih baik lagi apabila
menggunakan sistem air keluar masuk sehingga kesegaran dan kebersihan air tetap
terjaga. Meskipun tidak seketat Pendederan I dan II, namun usahakan agar tidak
ada sisa makanan dan kotoran yang mengendap dan membusuk di dasar kolam karena
hal itu dapat menghambat pertumbuhan ikan dan merangsang munculnya penyakit.
3.
Pemberian Pakan
Pakan
yang diberikan berupa pelet yang dikecilkan ukurannya hingga berdiameter 1-3 mm
(pelet 999, 781 – 1, dan 782 – 2). Jumlah pakan yang diberikan sebanyak 5-10%
bobot bibit yang dipelihara. Pakan diberikan 3 (tiga) kali sehari, yaitu pada
pagi, siang, dan sore hari.
Terkadang
bibit lele sangat rakus, makan terlalu banyak. Padahal pelet dapat mengembang
selama ada didalam perut ikan. Akibatnya, bibit mengalami kembung dan pecah
perut. Untuk mencegahnya, rendam pelet dalam air hangat hingga mengembang dan
baru setelah itu diberikan kepada ikan. Dengan cara demikian pelet tidak akan
mengembang lagi, dan kembung tidak akan terjadi.
4. Pengendalian
Hama dan Penyakit
Seperti
halnya pada Pendederan II, hama yang mengancam adalah ular dan burung pemakan
ikan. Cara pengendaliannya masih sama, yaitu dengan menutup kolam menggunakan
anyaman bambu atau yang lain. Serangan penyakit dapat dikendalikan dengan
memelihara kebersihan air. Jika terdapat tanda-tanda ikan terserang penyakit,
terutama jamur, berikan Malachite Green Oxalite atau Methylene Blue.
5. Seleksi
Bibit
Bibit
yang dibesarkan pada Pendederan III dapat diseleksi mulai minggu ke-2 untuk
mendapatkan bibit dengan ukuran yang sesuai (8-12 cm). Sisa bibit yang tidak
lolos seleksi pertama, diseleksi lagi pada minggu ke-3. Sisa bibit yang tidak
lolos seleksi kedua dapat terus dipelihara hingga mencapai ukuran yang
disyaratkan, atau langsung dijual.
Pembesaran Ikan Lele
Pembesaran merupakan tahapan terpenting dalam budidaya
lele. Tahap inilah yang paling banyak dilakukan oleh peternak lele karena
tingkat keuntungannya lebih besar. Namun demikian, pembesaran juga merupakan
tahapan yang memakan biaya paling besar, terutama untuk memenuhi kebutuhan
pakan. Oleh sebab itu, terutama untuk memenuhi kebutuhan pakan. Oleh sebab itu,
pembesaran lele harus dilakukan seoptimal mungkin agar dapat menghemat biaya pakan
dan pemborosan dapat dihindari.
Pada prinsipnya, tahap pembesaran merupakan usaha untuk
membesarkan bibit menjadi lele ukuran konsumsi, sekitar 100–150 gram / ekor
atau 7–10 ekor / kg. Kecepatan lele dalam mencapai ukuran konsumsi merupakan
kunci untuk mendapatkan keuntungan. Keistimewaan lele sangkuriang adalah
kecepatannya dalam mencapai ukuran konsumsi yang berada di atas lele dumbo
biasa. Dalam waktu 60–70 hari, dari bibit berukuran 3-5 cm, lele sangkuriang
sudah mampu mencapai ukuran konsumsi. Hal itu jauh lebih cepat dibanding
lele dumbo biasa yang memakan waktu hingga 100-110 hari.
Agar dapat menghasilkan lele siap konsumsi dalam
waktu yang diharapkan maka diperlukan penangan budidaya yang tepat.
Penyebabnya, meskipun lele memilik sifat genetis yang cepat berkembang, namun
apabila teknik budidayanya salah, maka tidak tertutup kemungkinan waktu
pembesaran justru menjadi lebih lama dibanding lele dumbo biasa. Selanjutnya
akan dibahas mengenai teknik pembesaran lele secara detail yaitu
mengenai persiapan kolam pembesaran, cara mendapatkan bibit lele, pemeliharaan
lele, manajemen pakan, dan memanen lele.